Long Distance Relationship: BAB 1 : Anomali

BAB 1 : Anomali

Friday, December 28, 2012

Saya seorang web Designer. saya terbiasa merencanakan hasil. tapi disatu sisi, kelemahan saya adalah saya tidak terbiasa merencanakan proses.

Sebelum saya bergelut dengan kode-kode, di kepala saya sudah tersusun rencana akan seperti apa tampilan web tersebut. Bagaimana sistem navigasinya, bagaimana seharusnya ia terlihat di browser yang satu dan lainnya, bagaimana tampilannya jika dibuka dari mobile, smart phone maupun stupid phone. Semuanya saya perhitungkan sampai menemui hasil sesuai yang saya mau

Tapi seperti yang saya bilang, saya hanya terpaku pada rencana atas hasil bukan rencana pada proses. Karena dalam prosesnya saya bisa berubah pikiran kapan saja. semisal awal ingin menggunakan bahasa PHP bisa kemudian berubah ke asp. atau memodifikasi template layanan blog-blog yang sudah ada. yang penting hasilnya seperti yang saya mau.

Saya tipikal pemimpi. saya punya gagasan ideal tentang bagaimana segala sesuatu seharusnya bergulir.
Saya penghayal. Termasuk tentang dengan siapa dan bagaimana saya akan dipertemukan atas nama cinta.

Ya,Dalam urusan cinta pun saya masih bertahan pada tipikal saya. Jika saya bertemu seseorang. Saya tertarik.maka saya akan berusaha mendapatkannya. Saya tidak pernah punya patokan bagaimana prosesnya. yang penting hasil. Kebetulan saya belum pernah merasakan yang namanya di tolak. jadi sejauh ini saya adalah perencana yang berhasil. saya merasa Paham dalam bidang ini. Cinta dan Cara Kerjanya.

Hingga kemudian saya bertemu seseorang. sebuah titik anomali dalam hidup saya.

***

Aurora wanita yang sangat menarik. dia adalah gambaran ideal yang terlalu ideal bagi setiap laki-laki normal. Cantik- Manja- dan Pintar. Dari Awal mengenalnya di sebuah jejarsos, Hasrat ganjen saya sudah muncul. kita sering bertemu dan berkomunikasi via box komentar di jejarsos tersebut, kemudian tukar nomor telpon. saling berkirim pesan. hingga lama-kelamaan mulai saling telpon.

Bicara dengannya menyenangkan. saya merasa dihargai. Dia simpatik. Dia paham siapa yang diajak bicara. dia adalah tipe yang tahu dirinya cantik tanpa perlu bersikap sebagai seorang cantik. dalam artian, bukan tipe yang menjadi sombong dengan kecantikannya.

Nada suaranya manja. membuat yang mendengarkan merasa dibutuhkan. Dalam hal ini, mungkin saya hanya berlebihan. tapi itu yang saya tangkap tentang dia, dalam kondisi saya sedang jatuh cinta.

Upaya pendekatan saya lakukan. semua baik-baik saja. semua mulus-mulus saja. saya tidak melihat kendala. terlebih, beberapa bulan kami berkenalan dia mengajak saya bertemu. kebetulan dia ada rencana ke Yogya. Mampir sekalian, katanya.


Maka, saya pun mulai merencanakan hasil.
***

Saya dan Au( begitu saya memanggilnya) bertemu sebuah tempat Argrowisata di daerah Tempel, beberapa KM dari Yogya. Kami memutuskan bertemu ditempat itu selain karena kami sama-sama tahu dan pernah ke tempat itu juga karena suasananya yang tenang. Cocok untuk bersantai sembari ngobrol panjang.

setelah  beberapa jam berjalan-jalan mengitari kebun-kebun di tempat Agrowisata, kami beristirahat di sebuah bangku tembok dibawah menara air yang berada di tengah-tengah perkebunan. suasananya sepi dan segar. Cocok untuk berbincang mesra.


Lama kita berbincang. saling bercerita dan bertanya tentang diri masing-masing. menyenangkan sekali berbincang dengannya. hati saya serasa penuh oleh perasaan yang tidak bisa saya jelaskan. Kepala saya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan ingin tahu tentang segala sesuatu tentangnya. hanya saja ada satu masalah. kantung kemih saya juga sepertinya penuh. ditengah pembicaraan mendadak muncul hasrat buang air kecil. dan masalahnya lagi, saya tidak menemukan ada toilet umum disekitar tempat kami ngobrol.

meski sebenarnya tidak ingin menyela pembicaraan kami, dengan terpaksa saya minta ijin untuk meninggalkannya barang sebentar, mencari toilet.











Copyright Sociascratchdesign 2012