Long Distance Relationship: HARI H

HARI H

Tuesday, January 8, 2013
Mengapa saya begitu menggebu ingin bertemu dengannya? saya sudah putus asa bicara di telepon atau chat, saya muak selalu merasa serba salah. apapun yang saya sampaikan seperti tidak bisa tertangkap dengan baik. dan saya tidak tau apa sebabnya. apakah ini persoalan tekhnis. atau sesuatu menyumbat telinganya hingga banyak kata-kata yang salah tangkap. atau..entahlah. saya bosan mencari-cari sebab yang seharusnya tidak perlu.

Bicara dengannya kadang seperti suatu kesia-siaan. Ia  seperti memasang perisai disekeliling dirinya. ada sesuatu yang ia ingin tetap tersembunyi, tetap tersamar. sementara ada kala aroma kebencian begitu pekat terpapar dari caranya bereaksi atas setiap apa yang saya katakan.

Saya hanya tau ada yang tidak beres. dan ketidak beresan itu terus terkuak satu persatu tanpa  (lagi-lagi) mendapatkan penjelasan darinya. saya bosan menyimpulkan sendiri. saya bosan bertanya ada apa. saya lelah.

saya pikir bertemu dengannya secara langsung akan jauh lebih mudah. apa yang saya tanyakan, apa yang saya risaukan , ini hal-hal sederhana yang saya rasa anak SMA pun bisa memahami. tidak mungkin sesulit itu.  saya berharap bertemu dapat membantu.

Tapi lebih dari itu, harapan terbesar saya dari pertemuan itu adalah agar saya bisa merabanya. saya gagal memahami kata-katanya. mungkin dengan bertemu, saya bisa meraba isi kepalanya lewat tatap matanya , lewat reaksi-reaksinya, lewat respon-responnya. saya berharap dengan bertemu, saya bisa mengenali siapa dia kini atau justru mendapati kembali fenn yang saya kenal dulu.

mungkin berlebih apa yang saya harapkan. tapi minimal saya mendapat jawaban. dari situ saya akan tau apa yang seharusnya saya lakukan.

namun terlepas dari semua alasan, saya juga kangen. kangen yang menyakitkan karena kini bercampur kerisauan. saya benci perasaan itu.

Dan hari H seperti yang kami sepakati tiba juga. perjalanan Dieng-bandung yang melelahkan terbayar ketika saya memasuki kamar hotel dan mendapati ia telah menunggu saya disana. saya was-was. Gembira bercampur cemas. sisi dia yang manakah yang akan saya hadapi?

***
Saya tidak bisa menjelaskan kebahagiaan macam apa yang sedang saya rasakan ketika ternyata saya  mendapati kembali fenn yang saya kenal. segala carut marut perasaan yang membebani kepala seperti luruh seketika.

ini benar-benar fenn yang saya kenal. yang tatap matanya, yang perhatian-perhatian pada kata-katanya  telah membuat saya bertahan pada saat seharusnya saya putus asa. akhirnya saya merasa apa yang saya pertahankan kemarin, apa yang saya upayakan kemarin-kemarin tidak sia-sia. rasanya ingin menutup segala masalah  yang lalu dan melupakannya saja. membicarakannya pun enggan. saya takut merusak suasana.

saya ingin menikmati saja tiga hari itu. toh dari responnya saya rasa saya sudah  mendapat separuh dari apa yang saya pertanyakan. saya tidak peduli lagi pada yang lain-lain. sikap memang kadang jauh lebih menjawab.

Segala persoalan akan segera selesai, pikir saya. tinggal membereskan sisa-sisa yg berserak karenanya.











Copyright Sociascratchdesign 2012